Selasa, Februari 10, 2009

Francise

Franchise Tipu-tipuFranchise atau waralaba adalah kata-kata yang tak asing akhir-akhir ini. Jika Anda sering membeli majalah bisnis, hampir tak terlewatkan iklan-iklan menjual franchise atau peluang usaha. Mulai dari kelas Rp5 jutaan hingga melebihi Rp1 miliar. Mau cari usaha apa? Rumah makan, konter burger, kebab, crepes, pisang goreng, salon mobil, cafĂ©, bimbingan belajar, kursus bahasa, child care, karaoke, pokoknya segala macam bisnis yang ada saat ini, hampir semua ada franchise-nya. Kalau Anda baca iklan-iklan tersebut, akan membuat Anda tergiur dengan iming-iming keuntungannya. ”BEP (Break Event Point) dalam tiga bulan”, ”Telah sukses di 100 kota Indonesia!”, ”Buka langsung untung”, ”Bisnis tanpa resiko”, ”Margin 300 persen”, dan banyak lagi iming-iming yang akan membuat mata Anda hijau. Bayangkan saja, jika Anda punya duit Rp100 juta. Apa yang Anda lakukan untuk membuat uang Anda berkembang biak? Sebut saja salah satunya yaitu deposito. Berapa sih pendapatan dari bunga deposito saat ini? Paling-paling 12 persen pertahun. Itupun karena kondisi krisis. Bandingkan dengan iming-iming BEP tiga bulan, yang artinya menghasilkan keuntungan 33 persen dari nilai investasi yang Anda tanamkan. Yakinkah akan segitu?Janji adalah utang Semuanya mungkin terjadi, tapi perlu diingat, pada saat orang membaca iklan franchise tersebut dengan BEP tiga bulan, apa harapan mereka? Tentu saja duitnya akan benar-benar kembali dalam tiga bulan. Padahal, sangat mungkin kondisi dan lokasi tempat franchisee (pembeli franchise) tidak seideal yang diharapkan. Bahkan, kebanyakan di lapangan, para franchisor (pemilik franchise) tidak benar-benar paham bagaimana menentukan lokasi yang tepat untuk usaha tersebut. Pokoknya, asal setor franchising fee, langsung saja di oke kan. Padahal, dalam bisnis retail, lokasi adalah aspek terpenting. Masalah kedua timbul di item yang seringkali disebut sistim. Ada kisah kawan saya yang membeli franchise warung makan, dengan royalty fee (uang untuk penggunaan merek dagang dan pembelian sistem) sebesar Rp40 juta (selama lima tahun). Total investasi mencapai Rp200 juta. Dengan segudang janji akan diberikan training support dan sistim yang lengkap, namun apa yang diberikannya? Koki dan sebundel tebal SOP yang memusingkan. Apakah yang dia maksud dengan sistim itu SOP-ya? Menurut pengalaman saya, SOP hanyalah sekumpulan aturan-aturan yang dituliskan. Perusahaan yang saya dirikan, bahkan telah memiliki SOP (tertulis) dalam dua bahasa sejak tahun kedua berdiri. Namun, terbukti SOP tanpa tim yang menjalankannya dengan taat, hanyalah setumpuk kertas aturan tak berguna. Apalagi jika SOP-nya copy paste dari tempat lain!Masalah ketiga, yang sebenarnya ini menjadi masalah utama adalah track record pendiri usaha yang belum terbukti keberhasilannya, tapi sudah buru-buru mem-franchise-kan bisnisnya. Boro-boro dia akan membuat keuntungan untuk franchise, wong dia saja dapat duitnya dari franchising fee. Setelah fee tersebut diterima, franchise ditinggalkan begitu saja dan sibuk mencari korban lainnya. Entah apa yang ada di benak para franchisor, kok tidak malu ya, namanya dijelek-jelekkan di mana-mana, karena tidak bertanggung jawab? Sebagai calon franchisor, pikirkan baik-baik sebelum mem-franchise-kan usaha Anda. Jangan semata-mata berniat mengeruk keuntungan dan cari korban. Karena nama Anda adalah taruhannya. Fokuslah ”Bagaimana agar franchise untung?” Bagaimana memilih franchise yang bagus? Yang punya segudang penghargaan? Sama sekali tidak menjamin. Banyak penghargaan-penghargaan entrepreneur yang Anda bisa beli atau rekayasa. Jika mau aman, ya kunjungi saja beberapa outletnya, tanyakan kepada pemiliknya (franchise). Jika mereka puas dengan support dan sistim yang dijanjikan, barulah Anda pertimbangkan membeli. Tapi, survei membuktikan kekecewaan lebih besar. Sebagai franchisor yang mengutamakan kredibilitas, tidak akan langsung serta merta menerima pinangan si franchise. Jika perlu adakan tes minat dan bakat dulu, apakah ia serius akan menjalankan franchise-nya? Jika hanya berpikir taruh uang terus ditinggal begitu saja, ya sama juga bohong. Semua usaha hanya akan jalan, jika ditekuni dengan serius. Franchisor yang ideal mungkin bukanlah yang memiliki sistimnya ideal, tapi lebih diutamakan yang memiliki komitmen untuk memberikan dukungan sepenuh hati dan tenaga. ”Promise only what you can deliver. Deliver more than you promise!” ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia
Silakan Buka Blog ini untuk memperluas pengetahuan anda tentang astronomy